Dalam rangka menyambut semester baru, program-program studi di Departemen Arsitektur dan Perencanaan mengadakan kuliah umum dengan mengundang praktisi maupun akademisi dari berbagai latar belakang. Kuliah umum ini bertujuan sebagai wadah untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman terkini di bidang arsitektur dan perencanaan. Selain itu, acara ini juga mempersiapkan mahasiswa untuk mengawali perkuliahan kembali.
Pada tanggal 7 Februari 2025, Perencanaan Wilayah dan Kota mengundang Dr. Sonia Roitman (Associate Professor, University of Queensland). Dr. Sonia memberikan kuliah dengan tema “Indonesian Plannning in Southern Planning Context”. Acara tersebut berlangsung di Ruang Sidang Lt. 2 dan dapat dihadiri oleh mahasiswa PWK tingkat sarjana hingga doktoral. Dalam kuliahnya, Dr. Sonia memaparkan pentingnya perencanaan yang inklusif dan berkelanjutan dalam konteks negara-negara berkembang. Hal ini sejalan dengan tujuan SDGs nomor 11, yaitu membuat kota dan pemukiman yang lebih inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan. Serta mendukung SDGs nomor 16, yaitu masyarakat yang damai dan inklusif untuk pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses terhadap keadilan bagi semua orang, serta membangun institusi yang efektif, akuntabel, dan inklusif di semua tingkatan.
Kemudian pada tanggal 8 Februari, prodi Rancang Kota mengadakan kuliah umum bersama Direktur Utama PT. PSUD, Adrianto Santoso, S.T., M.T., IAI. Kuliah umum kali ini mengangkat tema “Arsitektur dan Kota: Riset dalam Memperkaya Arsitektur Kota yang Kontekstual”. Bagi Adrianto, kota merupakan manifestasi fisik dari berbagai bentuk kekuatan sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Kota yang baik harus menjadi satu kesatuan sistem organisasi yang terpadu, baik secara sosial, visual, maupun fisik. Riset merupakan metode pengambilan keputusan bagi pemrakarsa pembangunan, termasuk perancang kota, terkait proses perancangan dan pelaksanaan perancangan kota yang kontekstual. Riset dalam praktiknya seyogyanya menjadi proses yang tidak terpisahkan dalam perancangan kota yang inovatif dan kontekstual. Beliau juga berbagi pengalaman dan hasil risetnya dalam merancang kota, yang mendukung pencapaian SDGs nomor 10 dan 11 untuk mengurangi kesenjangan dan mendukung kota yang berkelanjutan.
Dan yang terakhir, kuliah umum oleh program Arsitektur pada tanggal 10 Februari dengan pembicara Ar. Prasetyo, IAI, AA selaku Direktur PT. PDW. Kuliah yang berlangsung di Ruang K1-K2 tersebut mengangkat topik “Architecting the Future: Urban Innovation for SDGs”. Acara ini wajib diikuti oleh mahasiswa Sarjana Arsitektur dan PPAr, namun juga terbuka bagi mahasiswa magister maupun doktor Arsitektur. Pembicara berbagi cerita tentang peran arsitektur di masa depan dalam inovasi urban yang sejalan dengan visi dan misi Sustainable Development Goals (SDGs). Sebagai seorang arsitek, sudah seharusnya kita bisa menghasilkan desain yang sustainable serta memerhatikan pembangunan global sehingga dapat mendukung SDGs nomor 11 (kota berkelanjutan) dan nomor 13 (penanganan perubahan iklim).
Semoga ilmu yang didapat dalam kuliah umum kali ini dapat menjadi manfaat bagi teman-teman agar semakin bersemangat menjalani perkuliahan di semester baru.