MADING SKI-YOGYAKARTA. Erupsi Merapi sejak tanggal 26 Oktober 2010 lalu, mengakibatkan beberapa desa di sekitar gunung Merapi rusak akibat diterjang awan panas atau ‘wedhus gembel’. Tidak hanya itu, keganasan Merapi setidaknya telah mencatat puluhan jiwa dalam keadaan meninggal dunia dan ratusan lainnya luka-luka. Meski kini radius bahaya Merapi telah dipersempit, hal ini tak membuat para relawan cepat kehilangan pedulinya terhadap kondisi para pengungsi.
Mahasiswa JUTAP (Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan) yang menjadi relawan di beberapa titik pengungsian mengatakan bahwa fasilitas MCK (Mandi Cuci Kakus) di tempat-tempat tersebut sangat kurang dan kondisinya cukup memprihatinkan. Menanggapi hal tersebut, KMTA (Keluarga Mahasiswa Teknik Arsitektur) Wiswakharman mengambil inisiatif untuk membuat bilik MCK portable yang rencananya dibangun di tempat-tempat pengungsian. Beruntung, perwakilan KMTA yaitu Gata (Arsi 09) sempat bertemu dengan Studio Biru, salah satu komunitas seni kontemporer Yogyakarta yang ikut bertasipasi membantu para pengungsi merapi terutama pada masalah sanitasi dan penyediaan air bersih. Ditambah lagi dengan Studio Biru yang telah memiliki alokasi dana untuk membuat MCK portable di tempat-tempat pengungsian.
Pertemuan Perwakilan KMTA dengan pihak Studio Biru pun berujung pada kesepakatan kerjasama. Dimana, Studio Biru bersama-sama dengan perwakilan KMTA setuju untuk membuat bilik MCK portable yang bahannya dari bamboo bagi para pengungsi. Sementara, mengenai masalah instalasi saluran pembuangannya akan di desain oleh perwakilan KMTA.
Berbicara mengenai teknis, perwakilan KMTA pun terlebih dahulu melakukan survey ke posko-posko pengungsian yang kekurangan MCK, khususnya ke posko dengan pengungsi yang dipastikan masih lama tinggal di tempat itu. Ada beberapa titik pengungsian yang menjadi sasaran proyek ini, yaitu beberapa posko di Muntilan, Klaten, Boyolali, dan sekitarnya.
Sebagai proyek master, Balai Desa Sukorini Muntilan menjadi spot pertama tempat pembangunan proyek MCK ini. Dimana, pada Rabu dan Kamis (17-18/11), pihak Studio Biru, sebagai pihak yang memproduksi rakitan bilik dari bambu, mulai melakukan drop barang di spot pengungsian tersebut. Kemudian esoknya (19/11), sudah mulai merakit bilik bersama-sama antara Studio Biru, KMTA, dan sebagian melibatkan pengungsi. Lalu, Sabtu (20/11), mulai dilaksanakan penggalian instalasi saluran pembuangan dengan base beton dengan harapan esokannya (21/11) pembangunan sudah selesai dan mulai digunakan . Saat ini tempat pengungsian di Balai Desa Sukorini telah dibangun 5 bilik yaitu 2 bilik kamar mandi dan 3 bilik kakus.
Proyek di Balai Desa Sukorini ini merupakan proyek master yang akan di follow-up dengan proyek-proyek MCK portable yang lain di tempat-tempat pengungsian yang lain. Setelah ini diharapkan para pengungsi juga turut berpartisipasi pada pembangunan proyek ini sehingga MCK portable ini dapat diproduksi dan dibangun dengan jumlah yang lebih banyak lagi. [yad/eka]