• Portal UGM
  • Portal Akademik
  • IT Center
  • Simaster
  • Library
  • Research
  • Webmail
  • Indonesia
    • Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Departemen Teknik Arsitektur Dan Perencanaan
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Tentang Kami
    • Sejarah
    • Visi Misi
    • Peta Kampus
    • Sertifikat Akreditasi
    • Struktur Organisasi
    • Informasi Dosen & Staf
  • Aktivitas
    • Berita
    • Prestasi Mahasiswa
    • Organisasi Mahasiswa
    • P2MKA
    • Kegiatan Internasional
      • ICIAP
    • Kalender Akademik
  • Program
  • Fasilitas
    • Perpustakaan
      • Perpustakaan Pusat
      • Referensi Buku
    • Sistem Manajeman Safety, Health, and Environment (SHE)
  • Link
    • Universitas Gadjah Mada
    • Fakultas Teknik
    • Program Sarjana Arsitektur
    • Program Profesi Arsitek (PPAr)
    • Program Master Arsitektur
    • Program Doktor Arsitektur
    • Program Sarjana Perencanaan Wilayah dan Kota
    • Program Master Perencanaan Wilayah dan Kota
    • Program Doktor Perencanaan Wilayah dan Kota
    • Program Master Rancang Kota
    • MBKM (0)
  • Akademik & Kemahasiswaan
    • Alumni
      • Layanan Legalisasi dan Translasi
      • KAGAMA UGM
      • Himpunan Alumni
    • Pengumuman
    • Persuratan
    • Informasi
  • Beranda
  • Berita
  • Dorong Transportasi Ramah Lingkungan, PWK UGM Gelar Festival Becak Listrik di Malioboro dan Sarasehan

Dorong Transportasi Ramah Lingkungan, PWK UGM Gelar Festival Becak Listrik di Malioboro dan Sarasehan

  • Berita
  • 19 Desember 2025, 14.07
  • Oleh: grand
  • 0

Dorong Transportasi Ramah Lingkungan, PWK UGM Gelar Festival Becak Listrik di Malioboro dan Sarasehan 

Malioboro sebagai ikon wisata Yogyakarta merupakan ruang publik yang selalu ramai oleh wisatawan domestik maupun mancanegara. Seiring dengan penerapan kebijakan Low Emission Zone (LEZ), diperlukan inovasi transportasi yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga inklusif dan mudah diakses oleh semua kalangan.

Salah satu moda yang dinilai potensial adalah becak listrik (betrik). Sebagai transportasi hijau, becak listrik mendukung upaya keberlanjutan kota sekaligus mempertahankan karakter lokal Yogyakarta. Namun demikian, pemanfaatannya masih menghadapi tantangan berupa minimnya promosi dan rendahnya kesadaran publik. Oleh karena itu, diperlukan kampanye yang inovatif agar masyarakat dan wisatawan semakin mengenal serta mendukung penggunaan becak listrik.

Menanggapi hal tersebut, Kelompok Bidang Keahlian (KBK) Perencanaan Kota, Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Universitas Gadjah Mada, menjadikan isu becak listrik sebagai bagian dari kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) tahun 2025. Kegiatan ini secara khusus menekankan pendekatan GEDSI (Gender Equality, Disability, and Social Inclusion), sehingga manfaat becak listrik dapat dirasakan oleh berbagai kelompok, termasuk perempuan, anak-anak, penyandang disabilitas, dan kelompok rentan lainnya.

PkM tahun 2025 ini dirancang dalam dua tahap. Tahap pertama diwujudkan melalui pelaksanaan Festival Becak Listrik “Betrik Asyik” di kawasan Malioboro pada 24 Oktober 2025. Festival ini menunjukkan antusiasme publik yang tinggi terhadap moda transportasi ramah lingkungan di kawasan wisata. Melalui kegiatan tersebut, wisatawan dan masyarakat memperoleh pengalaman langsung menggunakan becak listrik sebagai bagian dari implementasi LEZ Malioboro, sekaligus mendapatkan edukasi mengenai pentingnya transportasi berkelanjutan dan inklusif.

Berdasarkan hasil kuesioner yang diisi oleh 20 peserta festival (7 laki-laki dan 13 perempuan), mayoritas responden berada pada rentang usia 18–50 tahun, dengan latar belakang pekerjaan sebagai pegawai serta pelajar/mahasiswa. Sebanyak 15 peserta merupakan wisatawan yang menggunakan becak listrik untuk tujuan rekreasi. Menariknya, 80 persen responden mengaku baru mengetahui keberadaan becak listrik di Yogyakarta melalui kegiatan festival ini, menunjukkan efektivitas festival sebagai media kampanye publik.

Dari sisi persepsi, 90 persen peserta menyampaikan kesan positif terhadap becak listrik, khususnya terkait kenyamanan dan keamanan selama perjalanan. Seluruh responden juga menyatakan minat untuk menggunakan kembali becak listrik di masa mendatang. Akses naik dan turun becak listrik dinilai mudah hingga sangat mudah, meskipun beberapa peserta mencatat perlunya perhatian khusus agar akses tersebut semakin ramah bagi lansia dan penyandang disabilitas.

Adapun aspek positif becak listrik yang paling banyak dirasakan peserta antara lain kemampuan menikmati suasana kota secara aman dan nyaman—tidak terlalu cepat seperti bus namun juga tidak melelahkan seperti berjalan kaki—diikuti oleh keunggulan sebagai moda ramah lingkungan, tidak bising, serta memberikan pengalaman unik bagi wisatawan.

Di sisi lain, peserta juga memberikan sejumlah masukan untuk peningkatan layanan, antara lain perlunya penutup yang lebih baik saat hujan, peningkatan kenyamanan tempat duduk, atap yang lebih tinggi, daya tahan baterai, peningkatan klakson dan penerangan demi keselamatan, penyediaan fasilitas seperti “halte” becak listrik, serta desain becak yang lebih menarik dan eye-catching.

Secara umum, pengalaman naik becak listrik digambarkan peserta sebagai menyenangkan, unik, nyaman, dan ramah lingkungan. Temuan ini menjadi dasar penting bagi PWK UGM dan para pemangku kepentingan untuk melanjutkan pendampingan dan penguatan kualitas layanan becak listrik sebagai bagian dari transportasi wisata berkelanjutan di Kota Yogyakarta

Suasana Festival Betrik Asyik di Malioboro

Perkuat Hasil Festival, PkM Lanjutkan dengan Sarasehan dan Pelatihan Pengayuh Becak Listrik

Sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan Festival Becak Listrik “Betrik Asyik”, Tahap kedua kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) PWK UGM dilaksanakan dalam bentuk sarasehan dan pelatihan interaktif bagi pengayuh becak listrik. Kegiatan ini bertujuan memberikan ruang diskusi, refleksi, serta latihan praktis agar layanan becak listrik semakin asyik, nyaman, dan ramah wisatawan, sekaligus memperkuat citra Yogyakarta sebagai kota wisata yang beretika dan inklusif.

Sarasehan dan pelatihan ini diselenggarakan pada Kamis, 18 Desember 2025, bertempat di Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta (Kompleks Terminal Giwangan), dan dihadiri oleh 26 pengayuh becak listrik yang berasal dari tiga koperasi berbeda.

Pelaksanaan tahap kedua ini dilatarbelakangi oleh sejumlah temuan lapangan yang diperoleh tim DTAP UGM selama Festival Becak Listrik Betrik Asyik. Di satu sisi, pengayuh becak listrik menunjukkan sikap yang ramah dan terbuka terhadap wisatawan. Namun di sisi lain, masih ditemukan beberapa aspek pelayanan yang perlu ditingkatkan, antara lain kebiasaan merokok saat menunggu atau melayani penumpang, penampilan yang kurang rapi dan kurang sopan (misalnya penggunaan celana pendek), serta cara menawarkan jasa yang cenderung memaksa wisatawan.

Temuan tersebut menunjukkan bahwa peningkatan kualitas layanan becak listrik tidak cukup dilakukan melalui pendekatan regulatif semata, tetapi memerlukan pendekatan dialogis, persuasif, dan pelatihan langsung yang menghargai pengalaman pengayuh becak sebagai pelaku utama transportasi wisata.

Kegiatan sarasehan dan pelatihan ini secara khusus bertujuan untuk meningkatkan pemahaman pengayuh becak listrik mengenai pentingnya etika pelayanan di kawasan wisata, melatih cara berinteraksi dengan wisatawan secara ramah, sopan, dan tidak memaksa, serta mendorong perubahan perilaku sederhana namun berdampak besar, seperti berpakaian lebih rapi, tidak merokok saat melayani, dan menggunakan komunikasi yang santun. Selain itu, kegiatan ini juga membangun kesadaran bahwa pengayuh becak merupakan duta wisata kota yang memiliki peran penting dalam membentuk pengalaman wisatawan di Yogyakarta.

Rangkaian acara dimulai dengan registrasi peserta, dilanjutkan sambutan dari KBK Perencanaan Kota PWK UGM, serta sambutan dan arahan dari Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan sesi review dan evaluasi Festival Betrik Asyik oleh tim DTAP UGM, yang menjadi pengantar refleksi bersama.

Sesi utama sarasehan diisi oleh Dr. Sabda E Priyanto, M.Par, narasumber dari Trainer Green Tourism Indonesia, yang berperan sebagai fasilitator sekaligus pelatih. Materi disampaikan secara interaktif dan membumi, mencakup peran pengayuh becak sebagai wajah pariwisata kota, etika dasar pelayanan wisata, pentingnya penampilan dan sikap profesional, serta latihan langsung melalui simulasi dan role play. Diskusi terbuka juga menjadi ruang bagi para pengayuh untuk berbagi pengalaman lapangan, menyampaikan tantangan yang dihadapi, dan merumuskan solusi bersama.

Sarasehan yang diselenggarakan di Kantor Dishub Yogyakarta

Melalui kegiatan ini, DTAP UGM dan Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta berharap proses pendampingan pengayuh becak listrik dapat terus berlanjut secara berkelanjutan. Dengan peningkatan kapasitas yang dilakukan secara partisipatif dan menghargai pengalaman lapangan, Betrik Asyik diharapkan tidak hanya menjadi moda transportasi ramah lingkungan, tetapi juga simbol keramahan, etika, dan kualitas pelayanan wisata Kota Yogyakarta.

Video kegiatan dapat dilihat pada: ugm.id/BetrikAsyik

Tags: SDGs 11-Kota & Permukiman Berkelanjutan

Berita Terakhir

  • Dorong Transportasi Ramah Lingkungan, PWK UGM Gelar Festival Becak Listrik di Malioboro dan Sarasehan
  • MateREALity: AutoConz Eksplorasi Teknologi 3D Construction Printing dalam Sesi
  • Kuliah Lapangan Mata Kuliah Kawasan Tangguh Bencana di Tambaklorok
  • After Report Kuliah Tamu “Menuju Kawasan Industri Terpadu yang Berkelanjutan (Konsep, Tata Kelola, dan Strategi Pengembangan Kawasan Industri Terpadu Batang)”
Universitas Gadjah Mada

Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan

Fakultas Teknik

Universitas Gadjah Mada

Jln. Grafika No. 2 Yogyakarta, 55281, Indonesia

   archiplan@ugm.ac.id
   +62 (274) 580092
   +62 (274) 580854

KERJA SAMA

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Kerja Sama Internasional

LAYANAN

  • Pengumuman
  • Informasi
  • Alur Persuratan

LAINNYA

  • Pendaftaran Mahasiswa Baru
  • Beri Masukan atau Aspirasi
  • Pendataan Prestasi Mahasiswa

PELAPORAN

  • Whistleblowing System

© 2024 DTAP UGM

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY