Beberapa waktu yang lalu, tanggal 25 Agustus 2011 terdapat sebuah agenda JUTAP yakni diskusi dan buka bersama Calon Walikota Yogyakarta. Dalam acara tersebut hadir dua orang calon walikota yakni Bapak Zuhrif dan Bapak Hanafi Rais. Diskusi tersebut dimoderatori oleh Prof. Bakti Setiawan yang merupakan Dosen Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan (JUTAP).
Telah dibahas mengenai bagaimana Kota Yogyakarta saat ini dan bagaimana ke depannya. Kota Yogyakarta merupakan ibu kota dari Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Banyak hal yang menjadi kekayaannnya seperti budaya, jumlah penduduk, kekayaan alam, keramah-tamahan, dll. Saat ini Kota Yogyakarta sudah berkembang menjadi kota metropolitan, yang memiliki penduduk lebih dari 1 juta. Penduduk yang ada di Kota Yogyakarta tidak hanya terdiri dari masyarakat asli Yogyakarta, namun juga masyarakat yang berasal dari luar Yogyakarta. Masyarakat tersebut melakukan kegiatan di kota ini melakukan banyak aktivitas antara lain belajar dan bekerja. Lama kelamaan jika dibiarkan tumbuh tanpa perencanaan akan menjadi kota yang semrawut dan tidak terarah.Pendapat yang muncul dari kedua tokoh Calon Walikota Yogyakarta guna kemajuan Kota Yogyakarta memiliki inti yang sama, walaupun terdapat cara pandang yang berbeda dari kedua calon, yakni dari Bapak Zuhrif berasal dari mikro ke makro, yakni manajemen kota harus bermula dari bawah ke atas atau bermula dari memandang apa yang diinginkan masyarakat baru kemudian keinginan masyarakat tersebut dijadikan sebagai kebijakan pemerintah ke depan, sedangkan dari Bapak Hanafi Rais bermula dari sektor makro ke mikro, yakni manajemen kota oleh pemerintah untuk masyarakat harus baik dan benar-benar menyentuh keinginan masyarakat.
Akan tetapi, walaupun cara pandang kedua calon walikota tersebut berbeda, namun terdapat kesamaan inti dalam tata cara perencanaan Kota Yogyakarta ke depannya yakni:
- Memandang Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai kekayaan Yogyakarta yang melimpah. Dalam manajemen SDM, harus selalu disertai dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat guna tercipta masyarakat yang edukatif, kreatif, dan mandiri.
- Yogyakarta merupakan kota padat penduduk, sehingga industri kreatif rumah tangga-lah (home industry) yang sebaiknya ada di Kota Yogyakarta. Kegiatan tersebut akan menunjang sektor perekonomian di Yogyakarta.
- Bagaimana cara mengalihkan arah perkembangan Kota Yogyakrta menuju arah selatan (Bantul) yang bukan merupakan daerah resapan air, sehingga dapat tetap menjaga keberadaan air tanah di Yogyakarta. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah pembangunan pusat-pusat pelayanan umum masyarakat ke wilayah selatan Yogyakarta.
- Mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Hijau dengan Green Living seperti yang disebutkan dalam peraturan Kementrian PU yakni 30% area terbangun merupakan area hijau.
- Manajemen transportasi dengan basic transportasi umum dalam menunjang mobilitas masyarakat Yogyakarta.
Demikian tadi inti dari diskusi bersama calon Walikota Yogyakarta, tinggal selanjutnya bagaimana realisasi program – program tersebut dalam pemerintahan Yogyakarta yang nyata.
Ending dari kegiatan diskusi bersama tersebut adalah acara buka bersama seluruh warga kampus JUTAP yag diselingi musik oleh beberapa orang dosen JUTAP.
Sumber gambar: http://www.solopos.com/2011/feature/nomor-urut-pemilukada-110896
Doc.Herlin.Red.