Pada tanggal 5 dan 6 Maret 2025, delegasi dari Universitas Gadjah Mada menghadiri acara 19th Southeast Asian Technical University Consortium (SEATUC) di Ho Chi Minh City, Vietnam yang mengangkat tema “Innovation for Green and Sustainable Future”. Salah satu dosen Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan, yakni Dr. Ir. Tri Mulyani Sunarharum, S.T. tergabung dalam kelompok delegasi UGM tersebut. Dr. Ir. Tri Mulyani Sunarharum, S.T. hadir dalam kegiatan tersebut bersama 4 delegasi UGM lainnya, yaitu Ir. Ali Awaludin, S.T., M.Eng., Ph.D., IPU., ACPE.; Prof. Dr. Eng. Ir. Herianto, S.T., M.Eng., IPU., ASEAN Eng.; Dr. Ahmad Nasikun, S.T., M.Sc.; dan Prof. Bertha Maya Sopha, S.T., M.Sc., Ph.D., IPM, ASEAN Eng.
Acara SEATUC merupakan simposium tahunan dalam kerangka kerja SEATUC Consortium yang berfokus pada pengembangan penelitian, kolaborasi, dan inovasi di antara anggota SEATUC. Selain UGM, terdapat delegasi dari universitas anggota lain yang hadir secara luring maupun daring, seperti Shibaura Institute of Technology (Jepang), Hanoi University of Science and Technology (Vietnam), Ho Chi Minh City University of Technology (Vietnam), King Monkut’s University of Technology Tonburi (Thailand), Suranaree University of Technology (Thailand), Universiti Teknologi Malaysia (Malaysia), dan Institut Teknologi Bandung (Indonesia).
Keikutsertaan UGM dalam acara ini sangat penting untuk mendapatkan wawasan mendalam mengenai tren terbaru dalam penelitian, inovasi, serta memperluas jaringan kerja sama akademik dan industri. Selain itu, acara ini juga menjadi kesempatan strategis bagi UGM untuk memperkuat perannya dalam konsorsium penelitian internasional, khususnya dalam lingkup SEATUC.
Pada hari pertama acara simposium (5/3), terdapat workshop bertema “Entrepreneurial University and How Universities Shape the Innovation of Tomorrow” yang membahas peran institusi pendidikan dalam membangun ekosistem inovasi yang berkelanjutan. Workshop ini menyoroti strategi universitas dalam mendukung kewirausahaan berbasis teknologi, namun tetap mendukung keberlanjutan lingkungan. Hal ini tentu saja mendukung SDGs 9 tentang inovasi dalam industrialisasi berkelanjutan dan pembangunan infrastruktur melalui teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup dan ekonomi. Bukan hanya itu saja, pada hari pertama terdapat sesi presentasi dan diskusi interaktif sebagai ajang para peserta saling berbagi tentang penelitian-penelitian dan inovasi terkini dalam bidang teknologi.
Hari kedua simposium (6/3) berisi kegiatan yang cukup padat. Diawali dengan sesi diskusi yang bertemakan “Innovations Toward NetZero Energy” dan “Innovation for Sustainable Development”. Diskusi ini melibatkan para pakar energi dan teknologi berkelanjutan untuk membahas solusi inovatif dalam mencapai target net-zero emission di sektor energi dan industri. Tema ini tentu saja berkaitan erat dengan poin SDGs nomor 7 (energi bersih dan terjangkau) dan nomor 9 (industri, inovasi dan infrastruktur).
Acara kemudian dilanjutkan dengan workshop mengenai “Biohydrogen Production Towards Net-Zero Strategy” dan “The Role of Additive Manufacturing” yang membahas teknologi produksi hidrogen ramah lingkungan serta peran manufaktur aditif dalam industri modern. Pada hari kedua, kembali juga diadakan sesi presentasi dan diskusi interaktif antar peserta.
Sebelum acara ditutup, terdapat pertemuan antar perwakilan universitas anggota SEATUC untuk berdikusi mengenai arah kebijakan dan kolaborasi masa depan dalam konsorsium ini. Para delegasi juga berkomitmen untuk terus meningkatkan kerjasama dan sinergi dalam pengembangan penelitian dan inovasi teknologi berkelanjutan untuk mencapai net-zero emission.
Sebagi kesimpulan, simposium di Vietnam ini merupakan langkah konkret UGM untuk menjalin kemitraan dan kerja sama internasional dengan universitas dan lembaga penelitian anggota SEATUC guna mendukung penelitian dan inovasi serta pengembangan akademik. Diharapkan melalui kegiatan ini dapat menumbuhkan inovasi dan membuka jalan bagi kolaborasi di masa depan yang akan akan memberi dampak positif bagi industri maupun masyarakat. (SDGs 17—kemitraan untuk mencapai tujuan).