Dilatarbelakangi peristiwa Gempa Besar Hanshin-Awaji pada tahun 1995, Kota Kobe menjadi pusat pengalaman dan pengetahuan dalam manajemen keselamatan, terutama dalam pencegahan dan mitigasi bencana. Selama bertahun-tahun, Kobe menarik perhatian organisasi, institusi nasional maupun internasional, serta para peneliti dan akademisi untuk mempelajari sistem safety management yang dikembangkan setelah bencana tersebut.
Sebagai bagian dari Asian Cooperative Program (ACP), Kansai University of International Studies (KUISs) yang berlokasi di Kobe, Jepang menggelar kegiatan “The Japanese Safety Management and Japanese Culture.” Program tersebut dilaksanakan pada tanggal 6 hingga 17 Februari 2025. Bramertha Salsabella Roseli (Mertha), mahasiswa Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan, menjadi salah satu peserta program kolaboratif tersebut bersama mahasiswa dari berbagai unversitas anggota ACP. Kegiatan ini sejalan dengan poin-poin SDGs, yakni pendidikan berkualitas (SDG 4), inovasi infrastruktur (SDG 9), dan kemitraan global (SDG 17).
Dengan dipandu oleh beberapa akademisi seperti Dr. Aiko Sakurai, Dr. Mizan B F. Bisri, dan Dr. Yoshitsubaki, peserta mendapat pengalaman langsung dalam memahami sistem mitigasi dan manajemen keselamatan yang diterapkan di Kobe. Selain itu, program ini juga menjadi tolak ukur dalam menciptakan sistem penanganan bencana yang efektif berdasarkan pengalaman lapangan. Lebih lanjut lagi, peserta juga mendapat kesempatan untuk mengeksplorasi nilai-nilai lokal dan budaya Jepang yang tersemat dalam sistem mitigasi mereka. Menurut Mertha, pengalaman dan ilmu yang ia dapat menjadi pelajaran penting untuk diadaptasi di Indonesia—yang juga merupakan negara dengan risiko gempa bumi tinggi. Hal ini turut berkontribusi terhadap pencapaian SDGs seperti kota yang berkelanjutan (SDG 11), penanganan terhadap perubahan iklim (SDG 13), serta memuwujudkan perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang tangguh (SDG 16).
Dengan visi pendidikan inovatif dan pembelajaran berbasis pengalaman, program ini diharapkan memberikan dampak positif bagi peserta serta memperkokoh hubungan internasional dalam upaya bersama menuju dunia yang lebih aman dan berkelanjutan.