Keterlibatan Ir. Adi Utomo Hatmoko, M.Arch., seorang dosen Arsitektur UGM sekaligus praktisi profesional, sebagai pembicara dalam Hospital Series pada 24 April 2025 mencerminkan peran akademisi dalam menjembatani dunia ilmu pengetahuan dengan praktik profesional di lapangan. Forum yang berlangsung di Kapoposang Meeting Room, Aston Makassar Hotel & Convention Center pukul 09.00 – 15.00 WITA, Pak Adi, begitu beliau akrab disapa, membagikan perspektifnya mengenai tren smart hospital.
Topik dalam gelaran yang rutin diadakan P.T. Global Rancang Selaras di berbagai kota ini relevan dalam konteks kemajuan teknologi dan tuntutan sistem layanan kesehatan modern. Dalam forum tersebut, Pak Adi memaparkan berbagai hal terkait perancangan rumah sakit, mulai dari proses berpikir konsep desain, proses penyusunan studi kelayakan, zonasi ruang rumah sakit, hingga penjelasan dasar tipe ruang di rumah sakit. Terkait dengan smart hospital, beliau memaparkan mulai dari definisi, hingga penjabaran maksud “smart” untuk sebuah bangunan rumah sakit. Berbagai konsep dalam smart hospital yang dipaparkan Pak Adi antara lain: patient-centered care, operational efficiency, advanced diagnostic tools, enhanced communication, AI and data-driven decision making, smart infrastructure and sustainability, robotic assistance, cybersecurity and data protection, smart supply chain management, serta patient empowerment and engagement. Desain arsitektur untuk smart hospital seharusnya dapat mengakomodasi atau menjadi bagian transformasi dari berbagai konsep tersebut. Pada sesi forum, Pak Adi memberikan berbagai studi kasus dari proyek-proyek yang pernah atau sedang dikerjakan. Lebih dari 8 proyek dijelaskan untuk memperkuat pemahaman terkait smart hospital.
Tidak kalah penting, Pak Adi juga menekankan pentingnya arsitektur berkelanjutan dalam perancangan rumah sakit modern. Melalui konsep smart hospital, desain rumah sakit perlu merespon tantangan lingkungan seperti penggunaan energi terbarukan, pengelolaan limbah medis yang aman, serta sirkulasi udara dan pencahayaan alami yang optimal. Pendekatan ini mendukung SDG 9: Industry, Innovation and Infrastructure serta SDG 11: Sustainable Cities and Communities. Hal penting lainnya adalah memprioritaskan efisiensi dan kenyamanan hingga pada akhirnya desain rumah sakit dapat berkontribusi pada peningkatan kesehatan dan kesejahteraan pasien (SDG 3: Good Health and Well-being).
Forum ini bukan hanya menjadi ajang transfer ilmu, tetapi juga membuka ruang kolaborasi antarprofesi, antara arsitek, tenaga medis, pengembang properti, dan pemangku kepentingan lainnya. Melalui kegiatan semacam ini, wawasan masyarakat—terutama para pelaku bidang arsitektur dan kesehatan—semakin terbuka terhadap pentingnya pendekatan desain cerdas dan berkelanjutan. Inisiatif ini memperkuat kontribusi Universitas Gadjah Mada dan sivitas akademikanya dalam mendukung agenda global melalui inovasi di sektor arsitektur dan kesehatan.
Berita oleh Rindi Dwi Cahyati
