KMTA Wiswakharman

“Kota tanpa bangunan tua bagaikan manusia tanpa ingatan.” Layaknya sebuah organisasi, KMTA Wiswakharman dulunya memiliki sejarah panjang, dimana sejarah itu adalah ide mulia dan bukanlah sebuah arogansi untuk menunjukkan eksistensi.

Berawal dari perasaan senasib yang akhirnya melahirkan kebersamaan. Itulah akar dari terbentuknya himpunan Mahasiswa Arsitektur Universitas Gadjah Mada. Tingginya harga kertas nampaknya telah mendorong sekelompok kecil mahasiswa arsitektur UGM membentuk wadah kegiatan yang diharapkan dapat membantu memecahkan permasalahan kesejahteraan mahasiswa yang sedang dihadapi tersebut. Sedangkan saat itu hanya ada KODEMA sebagai satu-satunya lembaga kemahasiswaan di lingkungan Fakultas Teknik, sedang di tingkat bagian atau jurusan belum ada, dan karena tuntutan penyediaan kesejahteraan mahasiswa terutama penyediaan bahan tugas tak dirasa oleh KODEMA di fakultas maka dicetuskanlah keinginan untuk membentuk Himpunan Mahasiswa Arsitektur.

Bermula dari pertemuan sekelompok kecil mahasiswa arsitektur UGM (antara lain Abdul Halim, W. Wierdan, Arya Ronald, Ra. Wondoamiseno, JF. Sunandar, Suryantoro dan beberapa rekan lain) yang diadakan di beberapa tempat antara lain Sekip, Unit IV Fakultas Teknik, Sagan (rumah Suryantoro) dirintislah pembentukan Himpunan Mahasiswa Teknik Arsitektur UGM, yang kemudian secara resmi berdiri pada tanggal 2 Mei 1963 dengan nama Himpunan Mahasiswa Arsitektur “Wiswakharman”.

Nama Wiswakharman diberikan oleh Ir. Sampurno Samingoen dan juga atas nasehat dari Prof. Romandt, yang diambil dari nama arsitek Candi Prambanan. Wiswakharman sendiri dalam kepercayaan Hindu adalah nama bagawan atau pandita yang bersemayan di pusat hati yang mengilhami Undagi (ahli bangunan) untuk memikirkan bagaimana menciptakan bangunan sebaik-baiknya. Wiswakharman merupakan dewata arsitektur alam semesta yang memberikan inspirasi bagi pemimpin Hindu dalam sejarah pertumbuhan seni bangunan Hindu.

Tahun 1963 terbentuklah kepengurusan Himpunan Mahasiswa Arsitektur yang ke-I dengan ketua M. Wierdan, wakil ketua Abdul Halim, sekretaris Abdul Latief, seksi pengajaran Arya Ronald dengan seksi-seksi lainnya. Salah satu kegiatan yang menonjol pada saat itu adalah pameran yang memperkenalkan dunia arsitektur pada masyarakat.

Pada tahun 2003 KMTA berubah menjadi KMAP Wiswaharman semenjak bergabungnya prodi PWK (Perencanaan Wilayah Kota) di dalam keluarga besar Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan (JUTAP). Kami berusaha mempertahankan keluarga yang sudah berbagi suka duka sekian lama. Namun pada tahun 2009 terjadi kontroversi di dalam keluarga. Sehingga akhirnya karena ketidakmampuan dan sepak terjang kami mahasiswa arsitektur yang kurang memuaskan maka pihak PWK memutuskan untuk memisahkan diri. Sehingga pada Juni 2009 munculah HMT-PWK dan KMTA Wiswakharman. Alasan kami untuk tetap menggunakan nama keluarga karena kami ingin mempertahankan nilai-nilai kekeluargaan yang sudah dibangun oleh para pendahulu kami. Karena walaupun kami berpisah tapi kami tetap keluarga yang satu.

Dengan Visi ‘Terwujudnya KMTA sebagai rumah kreasi bersama yang kolaboratif berorientasikan kebermanfaatan’, inilah nilai yang dipegang oleh KMTA Wiswakharman.

-karena kita adalah keluarga-

KMTA WISWAKHARMAN

Tinggalkan Komentar