Sleman, 8 Mei 2025 — Mahasiswa Program Studi Arsitektur Universitas Gadjah Mada semester 2 angkatan 2024 melaksanakan kegiatan kuliah lapangan untuk mata kuliah Sistem Bangunan dan Konstruksi (SBK) di proyek pembangunan gedung baru Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UGM. Kegiatan ini menjadi bagian integral dari proses pembelajaran yang bertujuan memperkenalkan mahasiswa pada realitas teknis dan sistematis dalam proses konstruksi bangunan. Kunjungan yang berlangsung selama satu hari ini dipandu langsung oleh dosen pengampu mata kuliah SBK, Dr. Yani Rahmawati, S.T., M.T. dan Wisnu Agung Hardiansyah, S.Ars., M.Arch., serta didampingi oleh para asisten dosen. Proyek yang dikunjungi merupakan bangunan berlantai lima yang saat ini sedang dalam tahap konstruksi akhir, mencakup instalasi sistem utilitas, finishing interior, serta perapian struktur atap dan plafon.

Mata kuliah Sistem Bangunan dan Konstruksi memiliki tujuan utama untuk memperkenalkan mahasiswa pada sistem struktur, utilitas, dan metode pelaksanaan konstruksi dalam arsitektur. Dalam kunjungan ini, mahasiswa diberikan kesempatan untuk menyaksikan secara langsung berbagai elemen sistem bangunan yang biasanya hanya dapat dipelajari melalui gambar teknik dan teori kelas.
“Dengan kuliah lapangan ini, mahasiswa tidak hanya membayangkan bagaimana pipa dan kabel dipasang, tetapi benar-benar melihat posisinya di lapangan, memahami skema jalur air, kelistrikan, hingga sistem ducting,” Dr. Yani Rahmawati
Kegiatan dimulai pada pukul 09.00 WIB, diawali dengan sambutan dari pihak kontraktor proyek, yang menjelaskan secara umum tahap dan sistem yang sedang dikerjakan dalam pembangunan gedung tersebut. Setelah briefing, mahasiswa dibagi ke dalam kelompok kecil sesuai pembagian studio SBK, untuk kemudian dipandu mengelilingi proyek secara bergilir.
Rute observasi dimulai dari area basement, di mana mahasiswa dapat melihat langsung posisi Ground Water Tank (GWT), pompa air, dan jalur pipa untuk kebutuhan pemadaman kebakaran dan air bersih. Mereka juga mempelajari bagaimana standar NFPA mengatur posisi dan koneksi antara GWT dan pompa agar tetap sejajar tanpa belokan untuk efisiensi dan keamanan. Kemudian, perjalanan dilanjutkan ke lantai 1 hingga lantai 5. Di setiap lantai, mahasiswa mengamati berbagai komponen sistem, mulai dari instalasi listrik menggunakan pipa conduit tipe high impact, jalur kabel yang dipasang rapi dengan klem warna-warni sebagai penanda fungsi kabel, hingga ruang shaft yang menampung jalur listrik dan air secara terintegrasi dengan pemisah khusus.
Di lantai atas, mahasiswa belajar tentang rangka atap dan sistem catwalk, yaitu jalur untuk akses perawatan di atas plafon, yang sering diabaikan dalam desain awal namun sangat penting untuk manajemen bangunan jangka panjang. Salah satu keunggulan dari kuliah lapangan ini adalah kesempatan untuk menyaksikan elemen-elemen konstruksi yang belum tertutup oleh finishing. Mahasiswa dapat melihat bentuk asli ducting AC, susunan kabel, jaringan pipa, hingga cara pemasangan rangka kusen pintu dan partisi.
Berbagai aspek teknis juga dijelaskan oleh pihak proyek secara detail, di antaranya:
- Perbedaan sistem single chamber dan double chamber untuk tangki air.
- Teknik pemasangan partisi geser dengan insulasi akustik menggunakan rockwool hingga 80 dB.
- Sistem pengangkuran kusen pintu besi menggunakan profil C berisi kayu untuk daya rekat lebih kuat ke struktur utama.
- Pemilihan material, seperti penggunaan acian instan untuk finishing kusen dan semen berkualitas tinggi untuk perkuatan bukaan dinding.
Pengetahuan ini tidak hanya memperkaya wawasan teknis mahasiswa, tetapi juga memberikan dasar pemikiran dalam desain arsitektural yang lebih bertanggung jawab secara struktural dan fungsional.
Kehadiran dosen dan asisten yang mendampingi langsung selama kunjungan memberikan ruang diskusi aktif antara mahasiswa dan tenaga pengajar. Mahasiswa bebas bertanya dan mendiskusikan berbagai sistem konstruksi yang mereka amati secara langsung di lapangan. Suasana belajar menjadi lebih dinamis dan aplikatif.
“Banyak hal yang kami lihat di sini tidak tampak dalam bangunan jadi. Kami belajar tentang bagaimana semua sistem disusun di balik dinding, di atas plafon, atau di dalam shaft. Ini sangat membuka wawasan,” ujar salah satu mahasiswa peserta.
Kegiatan kuliah lapangan ini menjadi langkah penting dalam membentuk pemahaman mahasiswa arsitektur terhadap aspek non-visual dari sebuah bangunan. Dalam dunia nyata, desain arsitektur tidak hanya tentang estetika, tetapi juga tentang bagaimana bangunan dapat berfungsi dengan baik melalui sistem struktur dan utilitas yang tepat. Melalui kegiatan ini, mahasiswa diajak untuk menyadari pentingnya integrasi antara desain dan sistem teknis, serta bagaimana keputusan arsitektural harus mempertimbangkan aspek konstruksi sejak tahap awal perancangan. Sebagai tindak lanjut dari kegiatan ini, mahasiswa diharapkan dapat merefleksikan hasil observasi mereka dalam tugas studio mendatang yang berfokus pada rancangan bangunan bertingkat.




