Yogyakarta, 11 Februari 2025 – Program Magister Perencanaan Wilayah dan Kota (MPWK) Universitas Gadjah Mada menggelar kuliah tamu dalam mata kuliah Manajemen Pembangunan, menghadirkan tiga pembicara ahli: Prof. Andrew Butt, Dr. Melissa Neave, dan Dr. Serene Ho. Prof. Andrew Butt dari RMIT University yang menekuni perencanaan wilayah pedesaan dan regional, memadukan teknologi dengan perencanaan kota untuk menciptakan kota cerdas dan berkelanjutan. Dr. Melissa Neave dari RMIT University dan juga seorang ahli geografi lingkungan, berfokus pada pengelolaan sumber daya alam dan pemahaman dampak lingkungan dari urbanisasi. Dr. Serene Ho dari The University of Melbourne, dikenal dengan karyanya tentang tata kelola kepemilikan lahan, menyoroti tantangan dalam pengelolaan data lahan.
Prof. Andrew memulai diskusi dengan menekankan pentingnya data dalam pengembangan kota cerdas (smart city). Beliau menekankan bahwa banyaknya data spasial yang tersedia saat ini memerlukan pemikiran kritis untuk mengidentifikasi apa yang benar-benar bermanfaat. Beliau menunjukkan penerapan indikator kelayakan huni di kota-kota Australia sebagai contoh utama bagaimana data dapat digunakan secara efektif. Wawasan Prof. Andrew menggambarkan potensi data untuk meningkatkan perencanaan kota dan kualitas hidup penduduk dengan membuat kota lebih berkelanjutan.
Dr. Melissa melanjutkan dengan presentasi tentang efek pulau panas perkotaan (urban heat island), penyebabnya, dan dampak kesehatan dari kenaikan suhu. Beliau menekankan peran vegetasi dalam mendinginkan area perkotaan dan mengusulkan infrastruktur hijau sebagai solusi penting. Dr. Melissa menjelaskan bagaimana polusi, bentuk kota, dan material permukaan berkontribusi pada pulau panas perkotaan dan menyoroti risiko kesehatan yang signifikan, seperti peningkatan kunjungan rumah sakit selama gelombang panas. Beliau menganjurkan penggabungan infrastruktur hijau, seperti taman dan vegetasi perkotaan, untuk mengurangi efek ini dan menciptakan lingkungan perkotaan yang lebih sehat.
Dr. Serene Ho membahas kompleksitas pengelolaan data lahan, terutama di permukiman informal. Beliau menyoroti implikasi tata kelola dan aksi iklim serta menekankan pertimbangan etika yang terlibat dalam pengumpulan dan penggunaan data. Dr. Serene menekankan perlunya data lahan yang akurat untuk mendukung perencanaan dan tata kelola kota yang efektif. Beliau menunjukkan tantangan di permukiman informal, di mana sistem kepemilikan lahan tradisional mungkin tidak ada. Dr. Serene juga menghubungkan pengelolaan data lahan dengan aksi iklim, menunjukkan bagaimana tata kelola yang tepat dapat mendukung pembangunan berkelanjutan dan ketahanan terhadap perubahan iklim.
Sesi diakhiri dengan rekomendasi yang dapat ditindaklanjuti untuk berbagai pemangku kepentingan dalam ekosistem perencanaan kota. Mahasiswa disarankan untuk mengasah keterampilan berpikir kritis mereka dan mempertimbangkan aspek etika pengumpulan data dalam proyek mereka. Perencana kota didorong untuk memprioritaskan infrastruktur hijau untuk memerangi pulau panas perkotaan. Peneliti dipanggil untuk mempelajari lebih lanjut dampak perubahan iklim pada pulau panas perkotaan, dan pembuat kebijakan diingatkan untuk menyeimbangkan kebutuhan perumahan dengan masalah lingkungan. Rekomendasi ini memberikan jalur yang jelas bagi peserta untuk menerapkan wawasan yang diperoleh dan bekerja menuju pembangunan perkotaan yang lebih berkelanjutan.



Sumber: https://mpwk.ugm.ac.id/2025/02/12/understanding-complexity-of-the-development-in-various-context-2/