Program Studi Magister Arsitektur Lingkungan Binaan, Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (FT UB), menggelar kuliah tamu bertajuk “Menyelam, Menapak, dan Mendaki Metodologi Kualitatif dalam Penelitian Arsitektur” pada Rabu, 12 November 2025. Acara ini menghadirkan akademisi senior dari Universitas Gadjah Mada, Prof. Ir. Sudaryono, M.Eng., Ph.D., IPU, sebagai narasumber utama. Kegiatan berlangsung di Ruang Sidang Departemen Arsitektur FT UB, Jalan MT Haryono 167, Malang, dan diikuti oleh mahasiswa serta dosen dari berbagai bidang minat penelitian.
Sejak sesi awal, Prof. Sudaryono langsung mengajak peserta untuk mengamati penelitian arsitektur dari sudut pandang yang lebih reflektif. Beliau menegaskan pentingnya “kesadaran yang sadar” sebagai fondasi bagi peneliti dalam merumuskan teori baru maupun menguji teori yang sudah berkembang. Beliau juga menekankan perlunya memahami tiga pilar filsafat ilmu: ontologi, epistemologi, dan aksiologi, agar penelitian arsitektur memiliki landasan ilmiah yang kuat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Dalam penjelasannya, Prof. Sudaryono menyoroti pergeseran paradigma ilmu pengetahuan yang dialami berbagai disiplin, termasuk arsitektur. Paradigma rasionalistik-cartesian yang sebelumnya dominan kini mulai digantikan oleh pendekatan yang lebih holistik dan ekologis. Menurutnya, perubahan cara pandang ini sangat penting untuk menjawab tantangan penelitian arsitektur yang semakin kompleks dan berkaitan langsung dengan dinamika sosial serta lingkungan.
Sesi diskusi menjadi semakin menarik ketika Prof. Sudaryono mengulas tiga pendekatan kualitatif utama yang sering digunakan dalam penelitian arsitektur: semiotika, hermeneutika, dan fenomenologi. Beliau menjelaskan bahwa semiotika berfungsi membaca dan menafsirkan makna simbolik yang hadir dalam ruang, sementara hermeneutika membantu memahami makna tersebut secara historis dan kontekstual. Di sisi lain, fenomenologi menjadi pendekatan yang menggali hubungan antara pengalaman inderawi manusia dengan kesadaran transendental, sehingga mampu mengungkap dimensi pengalaman arsitektur secara lebih mendalam.
Lebih lanjut, Prof. Sudaryono menguraikan konsep-konsep penting dalam fenomenologi seperti life-world, intensionalitas, dan reduksi eidetis. Beliau menunjukkan bagaimana konsep tersebut dapat digunakan untuk memahami pengalaman ruang secara komprehensif. Penjelasan tersebut membuka wawasan mahasiswa mengenai bagaimana metode kualitatif dapat menghasilkan penelitian arsitektur yang lebih manusiawi dan dekat dengan realitas pengguna.
Kegiatan ini juga memiliki relevansi kuat dengan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), terutama SDG 4 tentang Pendidikan Berkualitas dan SDG 11 mengenai Kota dan Komunitas Berkelanjutan. Melalui penguatan metodologi penelitian, mahasiswa diharapkan dapat menghasilkan karya ilmiah yang tidak hanya objektif dan sistematis, tetapi juga sensitif terhadap isu keberlanjutan. Pendekatan metodologis yang lebih ekologis dan sistemik ini dipandang penting untuk membantu merancang lingkungan binaan yang inklusif dan adaptif terhadap tantangan masa depan.
Dengan terselenggaranya kuliah tamu ini, Departemen Arsitektur FT UB berharap mahasiswa dapat memperdalam pemahaman metodologi kualitatif yang selama ini dianggap abstrak dan sulit diakses. Pemahaman yang lebih matang terhadap metodologi diharapkan mampu mendorong lahirnya penelitian arsitektur yang relevan, kritis, dan berorientasi pada kemanfaatan bagi masyarakat. Kegiatan ini sekaligus menegaskan pentingnya dialog ilmiah antara universitas dalam memperkaya khasanah penelitian arsitektur di Indonesia.
Berita oleh Rindi Dwi Cahyati


