Paparan mengenai Sumbu Kosmologis Yogyakarta yang disampaikan oleh Dr. Eng. Ir. Laretna Trisnantari Adhisakti, M.Arch., atau Bu Sita, di hadapan para peneliti Taiwan Heritage Society pada 29 Oktober 2025, menghadirkan sudut pandang baru dalam percakapan global tentang pengelolaan kota pusaka. Mewakili UGM-UNESCO Chair, Bu Sita tidak hanya menjelaskan pencapaian Yogyakarta sebagai Warisan Dunia UNESCO, tetapi juga memperlihatkan bagaimana tata ruang tradisional dapat menjadi inspirasi dalam menjawab tantangan keberlanjutan masa kini.
SDGs 12
Yogyakarta, 19 November 2025 – Prof. Ir. Bakti Setiawan, M.A., Ph.D., atau kerap disapa Prof. Bobi, Guru Besar Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Gadjah Mada, hadir memenuhi undangan Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (Dinpertaru) Kota Yogyakarta dalam acara puncak Gebyar Hari Agraria dan Tata Ruang (Hantaru) 2025. Acara yang mengusung tema “Padhang Resik Jogjaku” ini diselenggarakan pada Selasa, 18 November 2025, bertempat di Hotel Royal Darmo Malioboro, Yogyakarta. Kehadiran pakar tata kota senior ini menjadi bentuk dukungan akademis terhadap upaya pemerintah kota dalam menata wajah perkotaan yang lebih manusiawi dan berkelanjutan.
Mendorong batasan ruang kelas dan lintas disiplin, sebuah mata kuliah kolaboratif revolusioner hadir untuk menjawab tantangan nyata dunia konstruksi masa depan. Program Studi Sarjana Arsitektur UGM menegaskan komitmennya dalam pendidikan arsitektur berkelanjutan melalui penyelenggaraan mata kuliah Sustainable Materials and Construction. Pada semester genap tahun ajaran 2024/2025, Arsitektur UGM bekerja sama dengan Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan atau Integrated Engineering dari Universiti Teknologi PETRONAS (UTP), Malaysia, membuka kursus singkat 3 SKS yang dimulai akhir Mei 2025. Kursus ini mengusung pendekatan revolusioner yang memadukan arsitektur, teknik sipil, dan teknologi ramah lingkungan untuk menjawab tantangan nyata dalam praktik konstruksi berkelanjutan. Inilah bentuk pendidikan yang tidak lagi sekadar membahas bangunan di atas kertas, tetapi juga memikirkan masa depan yang berkelanjutan—dari material yang digunakan hingga dampaknya terhadap lingkungan.
Anyaman merupakan salah satu elemen arsitektural yang paling umum dan sudah lama digunakan sejak berabad-abad yang lalu di Indonesia. Biasanya, anyaman terbuat dari bambu dan disebut “gedhek” dalam bahasa Jawa, digunakan sebagai tembok atau partisi rumah tradisional. Kini, anyaman tidak hanya identik dengan rumah tradisional, tetapi juga dapat digunakan pada tipologi-tipologi lain seperti kafe, hotel, bandara, dan lain sebagainya dengan berbagai inovasi material menyesuaikan kesan atau fungsi tertentu yang ingin dicapai pada suatu bangunan. BYO Living, sebuah studio anyaman ternama asal Indonesia, berbagi wawasan mengenai anyaman melalui kelas MateREALity (Materialitas Arsitektur) kepada para mahasiswa bersama dua praktisi: David Hutama (Nenun Ruang) dan Rony Gunawan Sunaryo (rgA studio) pada Jumat, 16 Mei 2025 di Ruang K1 Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada. Diskusi dipimpin oleh Mutiara Angel Simanjuntak, mahasiswi Program Studi Sarjana Arsitektur angkatan 2023 sebagai moderator.
Ir. Adi Utomo Hatmoko, M.Arch. selaku dosen Arsitektur Fakultas Teknik UGM sekaligus praktisi arsitek professional turut ambil bagian dalam Talk Series ARCH:ID 2025, pameran arsitektur tahunan yang dilaksanakan pada Minggu, 11 Mei 2025 di ICE BSD Tangerang. Dalam sesi yang berlangsung pada 14.30-15.30 WIB di Alun-alun 2 dengan tema “Design for Healing: Hospital & Healthcare Facility Design”, Pak Adi membagikan wawasan dan pengalamannya dalam merancang fasilitas kesehatan yang efektif dan sesuai dengan kebutuhan lapangan. Gelaran tersebut dihadiri berbagai praktisi, mahasiswa arsitektur, serta masyarakat umum dari berbagai daerah.