• Portal UGM
  • Portal Akademik
  • IT Center
  • Simaster
  • Library
  • Research
  • Webmail
  • Indonesia
    • Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Departemen Teknik Arsitektur Dan Perencanaan
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Tentang Kami
    • Sejarah
    • Visi Misi
    • Peta Kampus
    • Sertifikat Akreditasi
    • Struktur Organisasi
    • Informasi Dosen & Staf
  • Aktivitas
    • Berita
    • Prestasi Mahasiswa
    • Organisasi Mahasiswa
    • P2MKA
    • Kegiatan Internasional
      • ICIAP
    • Kalender Akademik
  • Program
  • Fasilitas
    • Perpustakaan
      • Perpustakaan Pusat
      • Referensi Buku
    • Sistem Manajeman Safety, Health, and Environment (SHE)
  • Link
    • Universitas Gadjah Mada
    • Fakultas Teknik
    • Program Sarjana Arsitektur
    • Program Profesi Arsitek (PPAr)
    • Program Master Arsitektur
    • Program Doktor Arsitektur
    • Program Sarjana Perencanaan Wilayah dan Kota
    • Program Master Perencanaan Wilayah dan Kota
    • Program Doktor Perencanaan Wilayah dan Kota
    • Program Master Rancang Kota
    • MBKM (0)
  • Akademik & Kemahasiswaan
    • Alumni
      • Layanan Legalisasi dan Translasi
      • KAGAMA UGM
      • Himpunan Alumni
    • Pengumuman
    • Persuratan
    • Informasi
  • Beranda
  • hal. 2
Archive:

Tag: Indonesia

After Report Kuliah Tamu “Tantangan Inovasi dalam Pembangunan Ekonomi Kota Yogyakarta”

BeritaKeberlanjutanSDGsSDGs 1SDGs 11SDGs 17SDGs 2SDGs 8SDGs 9SDGs10 Jumat, 16 Mei 2025

Yogyakarta, 15 Mei 2025 – Program Studi Sarjana PWK UGM berkolaborasi dengan Magister PWK UGM kembali mengadakan kuliah tamu secara daring pada Kamis, 15 Mei 2025 lalu yang berjudul “Tantangan Inovasi dalam Pembangunan Ekonomi Kota Yogyakarta”.

Kuliah tamu ini menghadirkan Agustin Wijayanti, S.Si., M.Ec.Dev., yang merupakan Kepala Bidang Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Yogyakarta. Kuliah tamu dimoderatori oleh Dr. Eng. Ir. Muhammad Sani Roychansyah, S.T., M.Eng., selaku dosen pengampu mata kuliah Ekonomi Kota. Kuliah ini diikuti oleh peserta mata kuliah Ekonomi Kota baik program sarjana maupun magister serta terbuka untuk masyarakat umum.

Kuliah dibuka dengan memperkenalkan bagaimana kkndisi perekonomian di Kota Yogyakarta. Kota Yogyakarta dalam struktur ekonomi didominasi oleh sektor komunikasi dan informatika sebagai penyumbang terbesar, tetapi sektor ini tidak tumbuh secara signifikan, sehingga sektor akomodasi dan makan minum menjadi tumpuan utama sumber pendapatan bagi Kota Yogyakarta.

Dari segi struktur APBD, belanja pegawai masih mendominasi. Hal ini mengindikasikan belanja pemerintah masih belum secara fokus diarahkan pada pembangunan infrastruktur maupun program pengentasan kemiskinan secara signifikan.

Di sisi lain, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Yogyakarta didominasi dari pendapatan pajak daerah, terutama dari hotel dan restoran. Dapat disimpulkan dan ditegaskan kembali mengenai pentingnya sektor pariwisata dan jasa sebagai motor penggerak ekonomi Kota Yogyakarta.

Permasalahan yang dihadapi Kota Yogyakarta adalah dualisme pembangunan. Pertumbuhan ekonomi tinggi, tetapi di sisi lain angka pengangguran juga tinggi. Tingkat pendidikan masyarakat cukup tinggi, tetapi di sisi lain ketersediaan lapangan pekerjaan masih belum ideal.

Untuk mengantisipasi berbagai tantangan dan peluang kondisi perekonomian yang dihadapi Kota Yogyakarta, terdapat strategi inovasi daerah yang dituangkan dalam strategi pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), yaitu Kolaborasi Segoro Amarto (5K), yaitu kolaborasi Kampung, Kampus, Pemkot, Korporat, dan Komunitas untuk mengatasi masalah kemiskinan dan pengangguran di Kota Yogyakarta secara kolaboratif. Program dan forum TSLP (Tanggung Jawab Sosial Lingkungan Perusahaan) adalah salah satu implementasi dari strategi kolaboratif ini.

Tantangan inovasi perekonomian kota selaras dengan beberapa tujuan pembangunan berkelanjutan (TPB/SDGs) di antaranya SDG 1 (No Poverty), SDG 2 (Zero Hunger), SDG 8 (Decent Work and Economic Growth), SDG 9 (Industry, Innovation and Infrastructure), SDG 10 (Reduced Inequalities), SDG 11 (Sustainable Cities and Communities, dan SDG 17 (Partnership for The Goals).

Fakta menarik lainnya adalah berbagai event yang dilaksanakan di Kota Yogyakarta membawa suatu daya dorong pada sektor lain, termasuk ekonomi dan berbagai bidang di dalamnya. Salah satunya adalah event ArtJog yang memberikan dampak ekonomi secara signifikan, contohnya meningkatkan length of stay (LoS) di Kota Yogyakartadan mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif.

Sumber: https://pwk.archiplan.ugm.ac.id/after-report-kuliah-tamu-tantangan-inovasi-dalam-pembangunan-ekonomi-kota-yogyakarta/

Program Doktor Arsitektur – Kuliah Tamu & Lokakarya: Strategi Publikasi di Jurnal Internasional #2

BeritaKeberlanjutanKegiatanSDGsSDGs 4 Rabu, 7 Mei 2025

Program Doktor Prodi Arsitektur Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada sukses menyelenggarakan rangkaian kegiatan Doctorate Program in Architecture Guest Lecture & Workshop bertemakan Strategies for Publishing in International Journal #2 menghadirkan Prof. Dr. Mark Hampton yang merupakan seorang dosen senior di University of Kent, Inggris. Rangkaian kegiatan ini dilaksanakan pada hari Senin dan Selasa, 5-6 Mei 2025, secara luring di Ruang Seminar Lantai 2 DTAP FT UGM dan daring melalui Zoom Meeting Room serta dihadiri oleh mahasiswa Program Doktor Program Studi Arsitektur.

Kegiatan pada hari pertama (Senin, 5 Mei 2025) dimulai dengan bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Himne Gadjah Mada serta pemaparan materi kuliah tamu oleh Prof. Dr. Mark Hampton mengenai Strategies for Publishing in International Journal #2 yang dilanjutkan dengan sesi tanya-jawab. Kuliah tamu ditutup dengan sambutan dari Prof. Ir. Tarcicius Yoyok Wahyu Subroto, M.Eng., Ph.D., IPU. selaku perwakilan dari dosen Program Doktor Program Studi Arsitektur, dilanjutkan dengan penyerahan sertifikat dan cenderamata serta foto bersama. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan workshop penulisan naskah artikel jurnal internasional. Pada kegiatan tersebut, beberapa mahasiswa Program Doktor Prodi Arsitektur memaparkan naskah artikel jurnal internasionalnya yang kemudian dibahas oleh Prof. Dr. Mark Hampton. Workshop penulisan naskah artikel jurnal internasional dilanjutkan hingga hari kedua (Selasa, 6 Mei 2025) dan diakhiri dengan foto bersama.

Rangkaian kegiatan Doctorate Program in Architecture Guest Lecture & Workshopmemberikan manfaat signifikan bagi mahasiswa Program Doktor Program Studi Arsitektur DTAP FT UGM yang sebagian besar merupakan dosen dari berbagai universitas di Indonesia, terutama dalam meningkatkan kapasitas akademik dan kemampuan publikasi ilmiah pada tingkat global. Melalui rangkaian kegiatan ini, mahasiswa memperoleh pemahaman mendalam tentang struktur penulisan ilmiah yang sesuai dengan standar internasional, teknik penyusunan argumen akademik yang kuat, serta strategi untuk tembus jurnal bereputasi. Hal ini tidak hanya memperkuat kontribusi ilmiah mahasiswa dalam bidang keahliannya, tetapi juga mendorong budaya riset yang berkualitas dan berdampak. Manfaat ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) nomor 4, yaitu pendidikan bermutu (quality education), dengan mendukung terciptanya lingkungan pendidikan tinggi yang mendorong penelitian inovatif, pembelajaran sepanjang hayat, dan peningkatan kualitas dosen serta peneliti di masa depan.

Sumber: https://s3.archiplan.ugm.ac.id/2025/05/07/doctorate-program-in-architecture-guest-lecture-workshop-strategies-for-publishing-in-international-journal-2/

Empat Penggerak Utama dalam Pembangunan Kota Yogyakarta

BeritaKeberlanjutanKegiatanSDGsSDGs 11 Senin, 5 Mei 2025

Yogyakarta, 5 Mei 2025 — Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) menggelar kegiatan foresight selama tiga hari (5–7 Mei 2025) untuk mengidentifikasi isu strategis dan merumuskan arah pembangunan jangka menengah hingga panjang Kota Yogyakarta. Kegiatan ini bertujuan memperkuat peran BPKP dalam pengawasan pembangunan yang responsif terhadap dinamika era VUCA dan kompleksitas kerangka STEEPV (Sosial, Teknologi, Ekonomi, Lingkungan, Politik, dan Nilai).

Salah satu narasumber yang diundang dalam kegiatan ini adalah Prof. Bakti Setiawan, atau yang akrab disapa Prof. Bobi, untuk memberikan pandangan beliau sebagai akademisi dan pakar perencanaan wilayah dan kota. Dalam sesi diskusi yang berlangsung selama dua jam, Prof. Bobi memberikan pandangan strategis terhadap arah kebijakan pembangunan Kota Yogyakarta ke depan.

Prof. Bobi menyampaikan bahwa terdapat empat faktor utama (drivers) yang harus menjadi perhatian dalam mendorong pembangunan Kota Yogyakarta, yaitu kepemimpinan (leadership), inovasi (innovation), modal sosial (social capital), dan teknologi informasi (IT). Keempat hal ini dianggap menjadi fondasi penting bagi pembangunan kota yang berkelanjutan dan adaptif.

Diskusi juga menyoroti pentingnya peran BPKP dalam melakukan kajian dan monitoring-evaluasi terhadap kebijakan pemerintah daerah sebagai basis pengawasan program pembangunan di Yogyakarta. Melalui pendekatan foresight, diharapkan tercipta skenario pembangunan yang mampu menjawab tantangan masa depan, sekaligus memperkuat akuntabilitas tata kelola pemerintah.

Hasil akhir kegiatan ini akan mencakup daftar isu strategis di berbagai dimensi, skenario pembangunan, peta jalan (roadmap), serta daftar prioritas program yang perlu mendapat pengawasan lebih lanjut oleh BPKP.

Empat Penggerak Utama dalam Pembangunan Kota Yogyakarta

After Report Kuliah Tamu “The Future Outlook of Smart Cities in Indonesia: Opportunities and Challenges”

BeritaKeberlanjutanKegiatanSDGsSDGs 11SDGs 17SDGs 8SDGs 9 Jumat, 2 Mei 2025

Yogyakarta, 29 April 2025 – Program Studi Sarjana PWK UGM mengadakan kuliah tamu pada Selasa, 29 April 2025 lalu yang bertajuk “The Future Outlook of Smart Cities in Indonesia: Opportunities and Challenges”.

Kuliah tamu ini mengundang Hari Kusdaryanto selaku Chief Innovation Officer (CIO) Citiasia Inc. yang mengupas tuntas mengenai bagaimana tantangan dan peluang implementasi konsep kota cerdas di masa kini hingga masa mendatang. Kuliah dilaksanakan secara daring dengan mengundang masyarakat umum secara terbuka untuk dapat bergabung.

Kuliah dimulai dengan pemaparan mengenai pengantar dari konsep kota cerdas. Kota cerdas atau smart city adalah suatu konsep yang muncul sebagai respons atas permasalahan yang dihadapi oleh kota. Kota cerdas adalah konsep kota inovatif yang memanfaatkan teknologi dan mampu mengelola berbagai sumber daya baik alam, manusia, dan anggaran secara efektif dan efisien untuk menyelesaikan tantangan prioritas, meningkatkan kualitas layanan, dan meningkatkan produktivitas dan daya saing melalui inovasi yang terpadu dan berkelanjutan.

Indonesia sendiri mendeklarasikan perkembangan 100 Smart City di KTT ASEAN sejak 2018 lalu. Berdasarkan IMD Smart City Index 2025, Kota Jakarta, Medan, dan Makassar termasuk dalam 3 peringkat teratas kota cerdas di Indonesia. Tantangan pelaksanaan konsep kota cerdas saat ini adalah mindset dan cultureset, yaitu terdapat anggapan bahwa kota cerdas atau smart city hanya program milik dan tanggung jawab bidang komunikasi dan informasi padahal seharusnya kolaborasi multidimensional dan multisektor (pentahelix), belum optimalnya transformasi digital, sinkronisasi kebijakan, literasi dan utilisasi, anggaran yang berkelanjutan, infrastruktur pendukung (internet, dsb), hingga integrasi.

Di masa mendatang, kebijakan dan tata kelola menjadi PR besar untuk pengembangan kota cerdas. Catatan penting terkait kebijakan dan tata kelola adalah masih lemahnya nomenklatur smart city di dalam muatan RPJMN terbaru, belum adanya sinkronisasi arah kebijakan antarkementerian, hingga pemerintah daerah yang masih memfokuskan smart city sebagai bagian program bidang kominfo sehingga tersegmentasi. Di sisi lain, kebutuhan talenta digital di Indonesia untuk mengembangkan inovasi teknologi masa depan (AI, smart infrastructure, dsb) menjadi peluang dalam pengembangan kota cerdas di Indonesia.

Topik yang dibahas dalam kuliah tamu ini yaitu peluang dan tantangan pdngembangan kota cerdas selaras dengan beberapa tujuan pembangunan berkelanjutan (TPB/SDGs), di antaranya SDG 8, (Decent Work and Economic Growth), SDG 9 (Industry, Innovation, and Infrastructure), SDG 11 (Sustainable Cities and Communities), dan SDG 17 (Partnership for The Goals).

Pelaksanaan kuliah tamu disambut dengan baik oleh peserta. Peserta mengajukan beberapa pertanyaan terkait topik kota cerdas sceara antusias. Kuliah tamu ditutup dengan closing statement yang sangat menarik dari narasumber.

“Smart city atau kota cerdas tidak melulu bicara tentang keunggulan dan pemanfaatan hardware dan software, tapi yang paling penting lainnya adalah heartware. Anda dan kita semua bagian dari komunitas, masa depan tidak bisa berbalik. Kita sudah punya digital native, kepekaan, dan kemampuan penggunaan hardware yang lebih dibandingkan generasi sebelumnya.” – Hari Kusdaryanto, 2025

Sumber: https://pwk.archiplan.ugm.ac.id/after-report-kuliah-tamu-the-future-outlook-of-smart-cities-in-indonesia-opportunities-and-challenges/

After Report Kuliah Tamu “Melacak Duyung dengan Drone dan AI”

BeritaKegiatanSDGsSDGs 14SDGs 17SDGs 9 Rabu, 30 April 2025

Yogyakarta, 23 April 2025 – Program Studi Sarjana Perencanaan Wilayah dan Kota kembali menggelar kuliah tamu pada Rabu, 23 April 2025 lalu yang bertema “Melacak Duyung dengan Drone dan AI“.

Kuliah tamu dilaksanakan secara daring agar dapat diikuti oleh mahasiswa Sarjana dan Magister Perencanaan Wilayah dan Kota UGM serta mengakomodasi peserta umum.

Kuliah ini mengulik bagaimana sebenarnya peran teknologi pada konteks pemantauan dan analisis lingkungan. Dalam kuliah tamu ini, Bella Riskyta Arinda, S.T., seorang praktisi, GIS Specialist di YAPEKA membagikan pengalamannya dalam melakukan pemantauan satwa dugong menggunakan bantuan teknologi berupa citra udara dengan drone serta AI (Artificial Intelligence).

Pertanyaan yang mungkin muncul adalah, apa sebenarnya dugong itu? Apa pentingnya dugong sehingga harus dilakukan pemantauan? Bagaimana hubungannya dengan lingkungan?

Bella Riskyta Arinda memulai sesi dengan menjelaskan mengenai dugong dan dinamikanya dengan lingkungan. Dugong atau yang dikenal sebagai duyung merupakan salah satu satwa yang memiliki interaksi kompleks dengan ekosistem padang lamun dan masyarakat pesisir. Dugong berperan krusial dalam menjaga ekosistem rumput laut.
Dugong yang habitatnya di padang lamun secara tidak langsung membantu ekonomi masyarakat pesisir. Dugong tinggal dan mengonsumsi lamun (seagrass) tersebut kemudian kotoran yang mereka keluarkan juga menjadi semacam pupuk untuk biota-biota laut yang ada di sana sapah satunya adalah rumput laut, sehingga dapat tumbuh dan hidup dengan baik. Hal ini digunakan sebagai indikator ekosistem yang sehat. Rumput laut dan biota laut lainnya menjadi sumber pendapatan masyarakat.

Peran yang penting membuat dugong perlu untuk dipantau. Terdapat beberapa metode pemantauan dugong, mulai dari yang konvensional dengan turun langsung ke habitat hingga memanfaatkan teknologim. Namun, dari beberapa metode, survei aerial menggunakan drone menjadi metode yang paling disukai karena minimalnya gangguan yang diberikan terhadap dugong, jangkauan yang lebih luas, kemampuan deteksi yang lebih baik, serta kemudahan operasi. Walaupun sudah menggunakan teknologi berupa drone, tetap dibutuhkan pencermatan ekstra hingga pembuatan rancangan skema survei yang sistematis dengan menggunakan kolaborasi berbagai metode.

Ada kemudahan, ada tantangan. Deteksi dugong menggunakan foto udara cukup sulit dan memerlukan pencermatan lebih karena kondisi air yang tidak stabil. Pencermatan hasil foto udara tersebut dilakukan secara manual dan menggunakan bantuan AI.

Pemanfaatan teknologi dalam pemantauan spesies dugong sebagai bagian dari ekosistem laut selaras dengan beberapa SDGs (Sustainable Development Goals) di antaranya SDG 9 (Industry, Innovation, and Challenge), SDG 14 (Life Below Water), dan SDG 17 (Partnerships for the Goals).

Kuliah tamu ini diberikan sambutan hangat oleh peserta baik para mahasiswa maupun umum. Tidak hanya paparan materi, tetapi kegiatan kuliah tamu juga diisi dengan sesi diskusi. Para peserta menyampaikan keingintahuan mereka mengenai pemanfaatan teknologi dalam praktik pemantauan lingkungan dan ekosistem di dalamnya yang merupakan salah dua bagian penting dari perencanaan wilayah dan kota, mulai dari skala kecil hingga yang lebih kompleks. Adanya paparan langsung dari praktisi juga memberikan gambaran nyata bagi mahasiswa mengenai implementasi di lapangan. Serta menambah ketertarikan bagi yang ingin berkarir di bidang terkait.

Sumber: https://pwk.archiplan.ugm.ac.id/after-report-kuliah-tamu-melacak-duyung-dengan-drone-dan-ai/

Membangun Rumah Sakit yang Lebih Baik: Wawasan Material dari Ir. Adi Utomo Hatmoko, M.Arch.

BeritaKeberlanjutanKegiatanSDGsSDGs 11SDGs 3SDGs 9 Rabu, 30 April 2025

Ir. Adi Utomo Hatmoko, M.Arch., dosen Arsitektur UGM sekaligus arsitek profesional dengan pengalaman puluhan tahun, turut hadir sebagai salah satu pembicara dalam ARCHMEP Meet & Talk yang digelar Rabu, 30 April 2025 pukul 11.30 – 17.00 WIB di Ballroom Swiss-Belinn, Cawang, Jakarta Timur. Acara tersebut mengangkat tema besar “Kegagalan Desain dalam Perencanaan Gedung Rumah Sakit” dan mempertemukan berbagai profesional di bidang arsitektur, kesehatan, hingga rekayasa bangunan (engineering). Kehadiran Pak Adi, begitu kerap disapa, dalam forum ini menegaskan komitmennya untuk terus berbagi pengalaman dan wawasan, utamanya yang terkait dengan perancangan fasilitas kesehatan yang lebih baik, fungsional, dan berorientasi pada keberlanjutan.

Dalam forum, Pak Adi membagikan pandangannya terkait kebijakan pemilihan material dan perencanaan rumah sakit. Sebagai pembuka dalam sesinya, beliau memaparkan sedikit terkait dasar perancangan rumah sakit, menekankan bahwa fasilitas kesehatan bukan sekadar bangunan fungsional, melainkan ruang kritis yang bersinggungan langsung dengan keselamatan dan kesehatan manusia. Oleh karenanya, pemilihan material menjadi sangat penting dan tidak bisa sembarangan. Adanya kesalahan kecil bisa berdampak besar terhadap keamanan pasien maupun tenaga medis.

Melalui pemaparan Pak Adi, dapat dikatakan bahwa pemilihan material untuk fasilitas kesehatan perlu mempertimbangkan aspek performa teknis, kesehatan dan keselamatan pengguna, serta keberlanjutan. Misalnya untuk area Instalasi Gawat Darurat (IGD), material yang aman yaitu vinyl sheet seamless tipe heavy-duty, dirancang khusus untuk memenuhi standar higienitas dan ketahanan. Material ini pun mudah dibersihkan, tahan terhadap bahan kimia, serta minim sambungan sehingga mengurangi potensi penumpukan kotoran atau kuman. Sementara untuk dinding, penggunaan kaca stopsol atau sunergy dapat membantu menjaga kenyamanan termal pengguna bangunan tanpa mengorbankan pencahayaan alami, hal ini sejalan dengan prinsip efisiensi energi.

Lebih jauh lagi, Pak Adi memberikan contoh kasus bahwa penting untuk membedakan jenis material pengisi dinding berdasarkan fungsi ruang. Dinding luar sebaiknya menggunakan bata merah yang lebih tahan cuaca dan suhu, sementara dinding dalam bisa menggunakan bata ringan agar lebih efisien. Bagian atap perlu diberikan waterproofing untuk menghindari kebocoran yang dapat berdampak pada operasional rumah sakit. Selanjutnya untuk material pada sistem tata udara, penggunaan AC VRF (Variable Refrigerant Flow) dianggap lebih efisien dan ramah lingkungan dibandingkan AC split konvensional.

Seluruh pendekatan yang dilakukan sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, khususnya SDG 3: Good Health and Well-being, SDG 9: Industry, Innovation and Infrastructure, serta SDG 11: Sustainable Cities and Communities. Pemilihan material yang tepat dapat menjaga kesehatan dan keselamatan pengguna bangunan, menciptakan bangunan yang lebih tahan lama dan hemat energi, serta meminimalkan dampak buruk terhadap lingkungan. Pemikiran Pak Adi menggambarkan bagaimana profesi arsitek memiliki tanggung jawab besar dalam merancang ruang yang tak hanya fungsional dan estetik, tetapi juga mendukung keberlanjutan jangka panjang.

Berita oleh Rindi Dwi Cahyati

x

Bapak Ir. Adi Utomo Hatmoko, M.Arch. sedang memaparkan materinya
Bapak Ir. Adi Utomo Hatmoko, M.Arch. sedang memaparkan materinya

Display Pertama PPAr Bersama Arsitek Luar dan Progres Sayembara C40: Reinventing Cities

BeritaKeberlanjutanKegiatanSDGsSDGs 11SDGs 13SDGs 4 Selasa, 29 April 2025

Memasuki pertengahan semester genap tahun ajaran 2024/2025, Studio Profesi II PPAr telah sukses menyelenggarakan agenda display pertama dalam rangka mempresentasikan hasil karya mahasiswa yang nantinya akan diikutkan pada Sayembara C40: Reinventing Cities. Display pertama yang dilaksanakan pada hari Senin, 14 April 2025 sekaligus menjadi penilaian Ujian Tengah Semester (UTS) para mahasiswa. Tiap grup mahasiswa mempresentasikan ide-ide mereka dalam mendesain Marconi District Student Housing.

Pada display kali ini, karya mahasiswa diuji oleh arsitek Rezza Rahdian, S.T. dan arsitek Widi Cahya Yudhanta, S.T., M.Sc. yang bertindak sekaligus sebagai pembimbing utama tiap regu dalam Studio Profesi II. Karya mahasiswa juga diuji oleh beberapa dosen DTAP lainnya; Ir. Adi Utomo Hatmoko, M.Arch. dan Dr. Eng. Alexander Rani Suryandono, S.T., M.Arch., di mana penilaian oleh Ir. Adi Utomo Hatmoko dilakukan pada hari Selasa, 22 April 2025.

Sementara itu, batas waktu pengumpulan karya Sayembara C40: Reinventing Cities jatuh pada tanggal 20 Mei 2025. Mahasiswa Studio Profesi II PPAr kini kembali melanjutkan dan mengembangkan karya mereka sesuai masukan yang telah diterima saat display pertama.

Kegiatan display pertama pada agenda Studio Profesi II kali ini sejalan dengan SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 11: Kota dan Komunitas yang Berkelanjutan, dan SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim.

Proses display salah satu grup oleh dosen dan arsitek eksternal.

Mahasiswa mempresentasikan progres karya mereka pada arsitek eksternal.

Sumber: 
https://architecture.archiplan.ugm.ac.id/id/display-pertama-ppar-bersama-arsitek-luar-dan-progres-sayembara-c40-reinventing-cities/

Merancang Ruang, Merawat Budaya: Strategi Pengembangan Wilayah DIY

BeritaKeberlanjutanKegiatanSDGsSDGs 11 Jumat, 25 April 2025

Dalam rangka mendukung pelaksanaan kebijakan penataan ruang di Daerah Istimewa Yogyakarta, Dinas Pertanahan dan Tata Ruang DIY (DISPERTARU DIY) menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi Dokumen Rencana Tata Ruang (RTRW DIY 2023–2043) serta Strategi Pengembangan Wilayah Satuan Ruang Strategis (SRS) Kasultanan dan Kadipaten 2023–2043. Kegiatan ini dilaksanakan pada Jumat, 25 April 2025, bertempat di Ruang Rapat Adhikari DISPERTARU DIY, dengan menghadirkan narasumber utama Prof. Ir. Bakti Setiawan, M.A., Ph.D. (Prof. Bobi) dari Universitas Gadjah Mada.

Dalam paparannya, Prof. Bobi menekankan pentingnya penataan ruang sebagai instrumen utama pembangunan wilayah yang berkelanjutan, inklusif, dan berbasis budaya. Dengan mengusung filosofi dasar Hamemayu Hayuning Bawana, beliau mengingatkan bahwa tata ruang DIY bukan hanya soal spasial, namun juga menyangkut nilai-nilai kultural dan historis yang membentuk identitas keistimewaan Yogyakarta.

Lebih lanjut, Prof. Bobi menyoroti urgensi menjadikan tata ruang sebagai panglima pembangunan, dengan mengintegrasikan seluruh program sektoral ke dalam kerangka ruang yang telah dirumuskan. Menurutnya, perencanaan tata ruang harus mampu menjawab isu-isu strategis daerah seperti ketimpangan spasial, risiko bencana, dan perlindungan kawasan budaya.

Penetapan dan pengembangan Satuan Ruang Strategis (SRS) Kasultanan dan Kadipaten menjadi salah satu upaya penting dalam mewujudkan keistimewaan tata ruang DIY. SRS diharapkan mampu menjadi model penataan ruang yang sinergis, partisipatif, dan adaptif terhadap dinamika sosial serta tantangan masa depan.

Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat kolaborasi antar-perangkat daerah serta menjadi momentum untuk memastikan bahwa pembangunan di DIY selalu berpijak pada visi jangka panjang yang berkelanjutan dan dijiwai oleh nilai-nilai kebudayaan.

Hospital Series Makassar: Ir. Adi Utomo Hatmoko, M.Arch. Bahas Desain Smart Hospital untuk Masa Depan Kesehatan

BeritaKeberlanjutanKegiatanSDGsSDGs 11SDGs 3SDGs 9 Kamis, 24 April 2025

Keterlibatan Ir. Adi Utomo Hatmoko, M.Arch., seorang dosen Arsitektur UGM sekaligus praktisi profesional, sebagai pembicara dalam Hospital Series pada 24 April 2025 mencerminkan peran akademisi dalam menjembatani dunia ilmu pengetahuan dengan praktik profesional di lapangan. Forum yang berlangsung di Kapoposang Meeting Room, Aston Makassar Hotel & Convention Center pukul 09.00 – 15.00 WITA, Pak Adi, begitu beliau akrab disapa, membagikan perspektifnya mengenai tren smart hospital.

Topik dalam gelaran yang rutin diadakan P.T. Global Rancang Selaras di berbagai kota ini relevan dalam konteks kemajuan teknologi dan tuntutan sistem layanan kesehatan modern. Dalam forum tersebut, Pak Adi memaparkan berbagai hal terkait perancangan rumah sakit, mulai dari proses berpikir konsep desain, proses penyusunan studi kelayakan, zonasi ruang rumah sakit, hingga penjelasan dasar tipe ruang di rumah sakit. Terkait dengan smart hospital, beliau memaparkan mulai dari definisi, hingga penjabaran maksud “smart” untuk sebuah bangunan rumah sakit. Berbagai konsep dalam smart hospital yang dipaparkan Pak Adi antara lain: patient-centered care, operational efficiency, advanced diagnostic tools, enhanced communication, AI and data-driven decision making, smart infrastructure and sustainability, robotic assistance, cybersecurity and data protection, smart supply chain management, serta patient empowerment and engagement. Desain arsitektur untuk smart hospital seharusnya dapat mengakomodasi atau menjadi bagian transformasi dari berbagai konsep tersebut. Pada sesi forum, Pak Adi memberikan berbagai studi kasus dari proyek-proyek yang pernah atau sedang dikerjakan. Lebih dari 8 proyek dijelaskan untuk memperkuat pemahaman terkait smart hospital. 

Tidak kalah penting, Pak Adi juga menekankan pentingnya arsitektur berkelanjutan dalam perancangan rumah sakit modern. Melalui konsep smart hospital, desain rumah sakit perlu merespon tantangan lingkungan seperti penggunaan energi terbarukan, pengelolaan limbah medis yang aman, serta sirkulasi udara dan pencahayaan alami yang optimal. Pendekatan ini mendukung SDG 9: Industry, Innovation and Infrastructure serta SDG 11: Sustainable Cities and Communities. Hal penting lainnya adalah memprioritaskan efisiensi dan kenyamanan hingga pada akhirnya desain rumah sakit dapat berkontribusi pada peningkatan kesehatan dan kesejahteraan pasien (SDG 3: Good Health and Well-being).

Forum ini bukan hanya menjadi ajang transfer ilmu, tetapi juga membuka ruang kolaborasi antarprofesi, antara arsitek, tenaga medis, pengembang properti, dan pemangku kepentingan lainnya. Melalui kegiatan semacam ini, wawasan masyarakat—terutama para pelaku bidang arsitektur dan kesehatan—semakin terbuka terhadap pentingnya pendekatan desain cerdas dan berkelanjutan. Inisiatif ini memperkuat kontribusi Universitas Gadjah Mada dan sivitas akademikanya dalam mendukung agenda global melalui inovasi di sektor arsitektur dan kesehatan.

Berita oleh Rindi Dwi Cahyati

Bapak Ir. Adi Utomo Hatmoko, M.Arch. sedang memaparkan materi

Mahasiswa Australia Belajar Pembangunan Berkelanjutan Bersama di DTAP

BeritaKegiatanSDGsSDGs 1SDGs 11SDGs 13 Senin, 21 April 2025

Pada hari Jumat (21/3), Dr. Ir. Tri Mulyani Sunarharum, S.T., IPU. menjadi dosen tamu dalam kegiatan Development Studies Immersion Program (DSIP) yang berlangsung Departemen Teknik Arsitektur dan Perencaan (DTAP), UGM. Acara tersebut merupakan bagian dari program Australian Consortium for In-Country Indonesian Studies (ACICIS) yakni course program bagi mahasiswa universitas di Australia untuk menimba ilmu di Indonesia.

Dalam kegiatan tersebut, Dr. Tri Mulyani memberikan kuliah pada empat delegasi mahasiswa dari University of Queensland dan University of Sydney yang berpartisipasi dalam program DSIP. Melalui presentasi berjudul “Sustainable Development and the Environment”, Dr. Tri Mulyani menjelaskan permasalahan pembangunan di Indonesia serta ancaman kondisi global seperti perubahan iklim dan bencana alam. Beliau menekankan pentingnya kebijakan pembangunan yang berkontribusi pada pengurangan kemiskinan (SDGs 1), perencanaan kota yang berkelanjutan dan berketahanan terhadap bencana (SDGs 11), serta strategi mitigasi perubahan iklim yang terintegrasi dalam berbagai sektor (SDGs 13). Kemudian, Dr. Tri Mulyani memaparkan potensi yang dimiliki Indonesia dalam upaya meningkatkan resilensi dan adaptasi terhadap perubahan iklim serta manajemen bencana melalui perencanaan spasial yang sesuai dengan tujuan SDGs. Lebih lanjut lagi, terdapat roadmap dan strategi yang telah dan akan dilakukan pemerintah untuk mewujudkan Indonesia yang tahan bencana (disaster resilient).

Program ini diharapkan dapat menjadi ajang transfer ilmu dan pembelajaran bersama. Melalui diskusi dan interaksi langsung dengan akademisi serta mahasiswa di Indonesia, peserta diharapkan dapat memperoleh wawasan yang lebih mendalam tentang tantangan dan peluang pembangunan berkelanjutan. Selain itu, program ini juga menjadi sarana memperkuat kolaborasi akademik antara Indonesia dan Australia, membuka peluang penelitian bersama di masa depan.

1234…29

Berita Terakhir

  • Transformasi Pengetahuan Arsitektur Kesehatan Bersama Pak Adi di AAPDC 2025
  • Dosen DTAP Universitas Gadjah Mada dari KBK Teknologi, mempublikasikan karya ilmiahnya yang berjudul “Enhanced Mechanical Properties of the Additively Manufactured Modified Hybrid Stereolithography (SLA)–Glass Powder”
  • MateREALity Trip ke Jakarta 10 – 13 April 2025
  • After Report Kuliah Tamu “Prinsip dan Implementasi Kota Tangguh dalam Perkembangan Kontemporer Kota melalui Perspektif Global”
Universitas Gadjah Mada

Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan

Fakultas Teknik

Universitas Gadjah Mada

Jln. Grafika No. 2 Yogyakarta, 55281, Indonesia

   archiplan@ugm.ac.id
   +62 (274) 580092
   +62 (274) 580854

KERJA SAMA

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Kerja Sama Internasional

LAYANAN

  • Pengumuman
  • Informasi
  • Alur Persuratan

LAINNYA

  • Pendaftaran Mahasiswa Baru
  • Beri Masukan atau Aspirasi
  • Pendataan Prestasi Mahasiswa

PELAPORAN

  • Whistleblowing System

© 2024 DTAP UGM

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY