Yogyakarta, 11 Juni 2025 — Ir. Adi Utomo Hatmoko, M.Arch., dosen Prodi Arsitektur UGM, berkesempatan menjadi salah satu narasumber dalam program Architectural Advanced Professional Development Course (AAPDC), sebuah kegiatan pengembangan kompetensi lanjutan yang diselenggarakan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), hasil kolaborasi Pengurus Nasional dan Pengurus Provinsi. Program tersebut merupakan agenda tahunan IAI yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan profesional atau kompetensi arsitek melalui materi spesifik yang relevan dengan isu-isu aktual dalam dunia arsitektur, seperti perancangan bangunan, teknologi konstruksi, dan peraturan profesi.
Acara berlangsung melalui zoom meeting, dimulai pukul 18.30 WIB hingga 21.30 WIB. Pada sesi 3 jam itu, Pak Adi menyampaikan tiga materi yang menjadi bagian dari topik utama, Tipologi Fungsi Bangunan – Metode Perancangan Rumah Sakit: Metoda Desain RS. Ketiga materi disusun untuk saling melengkapi satu sama lain.
Sesi 1: Dasar Perancangan Rumah Sakit
Pak Adi membuka sesi dengan membahas prinsip dasar dalam perancangan fasilitas kesehatan. Hal ini mencakup berbagai aspek dalam perancangan, mulai dari proses yang sesuai dan sistematis untuk perancangan, proses studi kelayakan, hingga penjelasan terkait masterplan rumah sakit. Semua dijelaskan secara runtut dengan berbagai diagram sederhana untuk mempermudah pemahaman. Dalam sesi ini, juga disampaikan berbagai contoh proses desain rumah sakit yang memperhatikan rumah sakit sebagai tipologi yang tentu berbeda dari fasilitas publik lainnya. Beliau menekankan bahwa rumah sakit sebagai tipologi memiliki kerumitan tersendiri dibanding fasilitas lain, terutama karena karakteristik pengguna dan kebutuhan fungsi ruang yang spesifik. Isu-isu alur pasien, zonasi ruang, tipe layanan, dan standar higienitas dijabarkan secara rinci dilengkapi skema dan diagram yang aplikatif.
Sesi 2: Tipologi Rumah Sakit Berdasarkan Fungsi
Sesi kedua berfokus pada pembahasan berbagai tipe rumah sakit berdasarkan fungsi dan spesialisasinya. Pada sesi ini, beliau mengangkat studi kasus mulai dari rumah sakit pendidikan atau akademik, rumah sakit umum, rumah sakit khusus kanker dan jantung, hingga rumah sakit internasional. Penekanan diberikan pada bagaimana pendekatan desain yang berbeda untuk masing-masing kategori, baik dari sisi ruang, sistem sirkulasi, maupun interaksi pengguna. Semua dibahas melalui contoh nyata yang ada di lapangan, didasarkan pada pengalaman dan wawasannya selama lebih dari 30 tahun di dunia perancangan arsitektur.
Sesi 3: Studi Preseden – Mayo Clinic
Pada sesi terakhir, Pak Adi mengajak peserta mempelajari salah satu fasilitas kesehatan menarik dari Amerika Serikat yaitu Mayo Clinic. Beliau mengajak peserta kursus untuk membedah Mayo Clinic, mulai dari latar belakang, visi-misi, hingga eksplorasi arsitektural yang membentuk identitas bangunan. Kajian menyentuh elemen program ruang, hubungan antar-fungsi, interior dan eksterior bangunan, serta strategi desain yang menunjang efisiensi dan kenyamanan bagi pasien maupun tenaga medis. Setiap jenis ruangan dipelajari bersama untuk meningkatkan pemahaman terkait tipologi ruang di rumah sakit.
Adanya kegiatan ini menunjukkan visi IAI dan juga tentu saja Pak Adi yang sejalan dengan SDG 4: Pendidikan Berkelanjutan. AAPDC menjadi sarana pembelajaran dan pengembangan profesional arsitek sepanjang hayat. Selain itu, kolaborasi antara berbagai pihak dalam proses terselenggaranya kegiatan ini sejalan dengan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Selain itu, materi yang dibahas dalam kegiatan ini pun berkaitan dengan beberapa poin dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Perancangan rumah sakit yang manusiawi dan fungsional mendukung layanan kesehatan yang optimal, sejalan dengan SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera. Rumah sakit sebagai bagian dari infrastuktur kota yang inklusif dan tangguh, memiliki desain yang berbasis teknologi dan inovasi untuk fasilitas kesehatan modern berkaitan dengan SDG 11: Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan serta SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur.
Keterlibatan Ir. Adi Utomo Hatmoko, M.Arch. dalam AAPDC menjadi representasi penting dari dedikasi seorang arsitek senior yang juga merupakan akademisi untuk membagikan pengetahuan dan pengalaman kepada generasi penerus profesi. Melalui materi yang disampaikan secara komprehensif, Pak Adi tidak hanya membagikan ilmu, tetapi juga menginspirasi para peserta untuk berperan aktif dalam membangun infrastruktur kesehatan yang manusiawi, adaptif, dan berkelanjutan, sebuah kontribusi nyata terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dalam bidang arsitektur.
Berita oleh Rindi Dwi Cahyati